
#LombaMenulisArtikel-Hari
Kunjung Perpustakaaan pertama kali diselenggarakan oleh mantan Presiden
Republik Indonesia yaitu Presiden Soeharto pada tanggal 14 September 1995,
untuk itu pada tanggal 14 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari
Kunjung Perpustakaan. Perpustakan merupakan sebuah tempat yang menyediakan
berbagai jenis buku baik itu buku cerita, novel, majalah, biografi,
autobiografi, dll. Sebagai salah satu tempat penyedia buku perpustakaan
dimaksudkan sebagai tempat penyedia untuk mengumpulkan berbagai informasi dan
pengetahuan untuk kemudian disimpan atau dikoleksi ; selain itu perpustakaan juga
diharapkan dapat menjadi media belajar untuk para pelajar atau pendidik baik
dilingkungan sekolah atau diluar lingkungan sekolah ; sebagai tempat rekreasi
bagi masyarakat seperti mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang novel,
cerita rakyat, majalah, dll. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 1 Ayat 1 yang
menjelaskan bahwa “ Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan
rekreasi para pemustaka. Maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan yaitu sebuah
tempat yang digunakan untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan untuk
menunjang proses kegiatan belajar mengajar.
Dikutip dari
blueforestsorg bahwa ada pepatah yang mengatakan “Buku adalah Jendela Dunia”
dengan membaca buku maka akan memperoleh banyak ilmu, dengan membaca buku juga
dapat mengetahui banyak hal mengenai apapun tanpa harus melihatnya secara
langsung”. Untuk itu perpustakaan sangat diperlukan karena selain sebagai
tempat untuk menyimpan koleksi (seperti buku, novel, majalah, dll), juga
sebagai tempat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dikutip dari
blueforestsorg bahwa berdasarkan survey UNESCO minat baca masyarakat Indonesia
hanya 0,001% yang artinya 1000 orang hanya 1 orang yang memiliki minat baca.
Untuk meningkatkan minat baca, selain merubah pola sikap/perilaku, harus di
tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satunya adalah dengan
tersedianya buku-buku bacaan. Menurut Bahrum Pena yang mengatakan bahwa minat
baca masyarakat Indonesia cukup memprihatinkan , bahkan Indonesia berada di
urutan ketujuh dari kesebelas negara Asia Tenggara. Hal itu pun dikarenakan
ketidaksiapan atau malas membaca bagi masyarakat, terbatasnya sarana dan
prasana seperti pengelolaan yang kurang baik atau tempat yang kurang menarik
sehingga menjadikan orang malas untuk membaca.
Untuk
menjadikan perpustakaan sebagai ikon pendidikan maka dibutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai seperti halnya yang dijelaskan diatas yaitu dari segi
tatanan pengelolaan yang baik atau tempat dibuat menarik agar pembaca tidak
malas membaca, mengadakan perpustakaan keliling baik didaerah kota atau
didaerah-daerah terpencil. Untuk membangun budaya literasi Kota Metro maka
diperlukan sarana dan prasarana atau perpustakaan yang baik seperti pertama
memberikan ajakan kepada masyarakat khususnya Kota Metro untuk budaya membaca
sebab dengan membaca banyak mendapatkan wawasan, tersedianya buku-buku lengkap,
karena buku merupakan sumber informasi dan pengetahuan, adanya kepedulian
pemerintah terhadap budaya membaca baik itu dalam bentuk dukungan moril atau
materil, membentuk gerakan atau komunitas seperti membaca buku. Diharapkan
dengan adanya budaya literasi khususnya di Kota Metro dapat meningkatkan
masyarakat atau khsususnya pelajar dan para pendidik untuk gemar membaca,
karena dengan membaca dapat mendapatkan informasi dan pengetahuan secara luas,
serta dapat meningkatkan Hari Kunjung Perpustakaan.
Penulis:
Shelly Eliyan Putri